Tentu, kita sudah mengetahui semua hal yang terjadi di digital selama 2016, mulai dari om-om yang suka joged sambil megang pulpen dan nenas, hingga tiba-tiba semua orang di dalam ruangan berhenti bergerak dalam sebuah video? dan ya! Semuanya sukses menarik perhatian jutaan netizen dunia, mereka sangat menyukainya, hingga mendatangkan keuntungan yang sangat besar. Lantas apa berikutnya di 2017?
(Baca Juga: Ketika Digital Mampu Menggiring Konsumen Menuju Toko Fisik)
Sadarkah Anda bahwa beberapa video yang menjadi “viral” di tahun 2016 tersebut telah membawa perubahan dan tren digital marketing baru di tahun 2017, dimana setiap konten video kini semakin digemari dan mejadi “lahan basah” bagi sebuah brand untuk lebih mudah dikenal dan disukai, atau yang biasa disebut dengan Video Marketing. Dan selain Video Marketing tersebut, juga masih ada beberapa tren digital marketing lainnya yang sudah Next Digital Indonesia rangkum untuk Anda dalam artikel ini, apa saja tren tersebut? mari kita simak ulasannya berikut ini.
1. Video Marketing Semakin Populer.
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa kini konten video telah menjadi kegemaran netizen secara global, tak terkecuali di Indonesia yang notabene adalah salah satu pengguna sosial media terbanyak di dunia. Dan hal ini juga tidak terlepas dari penggunaan mobile phone yang menjadi kebutuhan setiap manusia sekarang ini.
Sebagai salah satu Digital Agency kami pun memahami bahwa Penggunaan mobile phone ini juga ternyata berdampak kepada jenis konten seperti apa yang disukai oleh para users. Tahun 2016 mungkin menjadi trendnya untuk konten dalam bentuk cerita ringan & juga gambar-gambar lucu, Namun ditahun 2017 ini lupakan itu semua!
Karena sekarang, users jelas lebih menyukai konten-konten video, karena melalui video users merasa akan lebih mudah untuk menangkap pesan yang disampaikan oleh suatu brand, serta video juga bisa mengemasnya dalam bentuk yang lebih kreatif, seperti mengedepankan emotional touch, atau video dalam bentuk edukasi pengetahuan hingga yang berbentuk short film.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh The Wall Street Journey, sejak pertengahan 2016 hingga sekarang, semakin banyak brand yang menggunakan video marketing sebagai brand communication strategy mereka, Hal tersebut dikarenakan penggunaan video marketing mampu memberikan klik sebesar 300% di digital bagi brand mereka. Selain itu, The Wall Street Journey juga menemukan data yang mengatakan bahwa video & audio merupakan 2 pasar terbesar yang diminati oleh para netizen saat ini, dan bahkan akan bertumbuh sampai 10% setiap tahunnya hingga 2020 nanti.
Berdasarkan data-data diatas tersebut, tentunya sebuah brand yang ingin mendapatkan kesuksesannya di tahun ini, tidak perlu lagi untuk mempertimbangkan, tetapi HARUS! Mulai memasukkan konten video ke tiap pemasaran digital yang mereka lakukan.
(wsj.com)
(forbes.com)
2. Digital Aktivasi Yang Lebih Berfokus Pada Pengalaman Users
Tahun 2016 merupakan tahun dimana konten photo/video kompetisi menjadi rajanya didunia digital. Konten photo/video kompetisi kala itu dilakukan oleh sejumlah brand untuk bisa meningkatkan brand engagement mereka didunia digital, dan semuanya mampu meraih sukses besar. Oke, Kembali Lupakan itu semua, karena kini di tahun 2017 itu semua telah ketinggalan jaman.
Di tahun ini sebagian besar users sudah merasa bosan dengan konten & juga aktivasi yang hanya berfokus kepada foto atau video saja. Saat ini, netizen lebih menaruh perhatiannya kepada sesuatu yang memberikan pengalaman lebih, bahkan tidak sedikit juga yang rela mengeluarkan uang lebih untuk bisa merasakan pengalaman baru terutama didunia digital & teknologi.
Menurut Forbes.com, digital activation yang berfokus kepada pengalaman yang users inginkan bisa menjadi salah satu cara brand untuk meningkatkan brand engagement mereka. Hal tersebut dikarenakan digital activation yang didesain sesuai dengan kebutuhan users akan mampu memberikan users pengalaman lain di dunia digital & hal tersebut pada akhirnya akan membuat users mengingat brand kita dan secara tidak langsung mebawa brand engagement ke level selanjutnya.
(forbes.com )
3. Social Analytics Sebuah Brand
Saat ini digital marketing telah menjadi tren bila dibandingkan dengan marketing tools lainnya. Selain itu kemajuan teknologi dan informasi juga membuat digital marketing menjadi salah satu tools paling favorit yang dapat digunakan oleh brand.
Namun kemajuan tersebut juga diiringi oleh para users nya yang semakin melek teknologi. Saat ini semakin banyak brand ataupun digital agency yang mengharuskan timnya untuk melakukan social analytics dari sebuah campaign digital atau tools digital yang sebelumnya mereka lakukan, untuk bisa mendapatkan perhatian dan simpati dari para users, sekaligus semakin banyak sistem analytics canggih baru yang semakin bermunculan.
Sebut saja seperti google analytics, facebook analytics, garuda attack.com, hingga sistem terbaru, call tracking yang mampu mencatat setiap kegiatan marketing melalui telepon.
Hal tersebut juga semakin diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh econsultancy.com, yaitu bahwa sebanyak 37% dari koresponden B2C & 35% dari koresponden B2B beranggapan bahwa campaign digital mereka harus dianalisis melalui social analytics tools, agar mereka dapat semakin jelas dalam melihat brand engagement, brand awareness, dan share of demands melalui digital.
Melalui social analytics ini, segala bentuk interaksi yang dilakukan antara brand dan users dapat bisa langsung tercatat, dan akan lebih mudah untuk dilakukan sebuah evaluasi demi meningkatkan positioning dari sebuah brand tersebut.
(econsultancy.com )