Dropship Adalah: Cara Kerja, Keuntungan, Contoh dan Perbedaannya!

Pernahkah kamu mendengar istilah “dropship“? Jika belum, jangan khawatir, kamu berada di tempat yang tepat! Dropship adalah salah satu model bisnis yang sedang naik daun, terutama bagi mereka yang ingin memulai bisnis tapi tidak punya banyak modal. Kamu nggak perlu pusing mikirin stok barang atau repot mengirim barang ke pelanggan.

Kedengarannya menarik, kan? Nah, di artikel ini, kita akan bahas tuntas apa itu dropship, bagaimana cara kerjanya, keuntungan, tantangan, dan perbedaannya. Yuk, langsung kita mulai!

Apa Itu Dropship?

Dropship adalah sebuah model bisnis di mana kamu, sebagai penjual (atau yang lebih keren disebut dropshipper), memasarkan produk dari pihak lain (supplier) tanpa harus memiliki atau menyetok barang tersebut. Kamu hanya fokus pada promosi dan menjual produk ke pelanggan.

Ketika ada yang membeli, kamu cukup meneruskan pesanan ke supplier, dan mereka yang akan mengemas serta mengirim barang langsung ke pelanggan. Jadi, dalam bisnis ini, kamu adalah ‘perantara’ yang menghubungkan pembeli dengan supplier, tanpa perlu menyentuh produknya sama sekali.

Bayangkan begini: kamu seperti seorang makelar properti, tapi bukan rumah yang kamu jual, melainkan berbagai macam produk dari supplier. Tugasmu hanyalah mempromosikan produk tersebut, misalnya di media sosial atau marketplace. Saat ada yang beli, supplier-lah yang melakukan pengiriman. Mudah, bukan?

Cara Kerja Sistem Dropship

Cara Kerja Sistem Dropship
Source Image : Freepik

Cara kerja dropship sebenarnya sangat simpel, bahkan bisa dijalankan dari rumah hanya dengan modal laptop atau ponsel dan koneksi internet. Yuk, kita bedah tahap-tahapnya biar lebih jelas!

1. Pilih Produk yang Ingin Dijual

Pertama-tama, kamu harus menentukan produk apa yang ingin dijual. Misalnya, kamu mau jual kosmetik, fashion, atau bahkan barang elektronik. Pilih niche atau kategori yang kamu minati dan kuasai. Pastikan juga ada permintaan yang cukup besar untuk produk tersebut di pasaran.

2. Temukan Supplier yang Tepat

Setelah memilih produk, langkah berikutnya adalah menemukan supplier yang bisa dipercaya. Supplier ini yang akan menjadi “gudang” kamu. Pastikan mereka menyediakan produk berkualitas, transparan soal stok, dan memiliki pengiriman yang cepat. Karena kamu tidak akan memegang barang tersebut, penting untuk bekerja sama dengan supplier yang profesional dan responsif.

3. Promosi dan Pemasaran

Ini adalah bagian paling menyenangkan—promosi! Kamu bisa menggunakan media sosial seperti Instagram, TikTok, atau Facebook untuk memasarkan produk. Kalau punya website, lebih bagus lagi! Kamu juga bisa jualan di marketplace seperti Shopee atau Tokopedia. Pemasaran yang kreatif dan menarik perhatian pelanggan adalah kunci sukses bisnis dropship.

4. Terima Pesanan dan Bayar ke Supplier

Ketika ada pelanggan yang tertarik dan melakukan pembelian, mereka akan membayar harga yang kamu tetapkan. Setelah itu, kamu hanya perlu mengirimkan detail pesanan ke supplier. Sebagai dropshipper, kamu membayar harga barang ke supplier dan menjaga selisihnya sebagai keuntungan.

Misalnya, kalau supplier menjual barang seharga Rp50.000 dan kamu menjualnya Rp60.000, maka selisih Rp10.000 adalah keuntunganmu.

5. Supplier Mengirimkan Barang

Ini bagian paling praktis dari bisnis dropship—kamu nggak perlu repot-repot mengemas dan mengirim barang ke pelanggan. Supplier yang akan melakukannya untukmu.

Hebatnya lagi, pengiriman ini seolah-olah berasal dari tokomu, karena biasanya supplier akan menggunakan nama dropshipper pada paket yang dikirim. Jadi pelanggan akan berpikir bahwa kamu yang mengirimkan barang tersebut.

Keuntungan Menjadi Dropshipper

Sekarang kamu mungkin bertanya-tanya, apa sih kelebihan dari bisnis dropship ini? Kenapa banyak orang tertarik untuk menjadi dropshipper? Nah, berikut beberapa keuntungan dari menjalankan bisnis dropship.

1. Modal Kecil atau Tanpa Modal

Dropship adalah salah satu model bisnis yang paling ramah modal. Kamu nggak perlu mengeluarkan uang untuk membeli stok produk atau menyewa gudang. Bahkan, beberapa supplier tidak mengenakan biaya pendaftaran, sehingga kamu bisa memulai tanpa modal sama sekali. Ini cocok banget buat kamu yang ingin mulai bisnis tanpa harus berinvestasi besar di awal.

2. Tidak Perlu Stok Produk

Berbeda dengan reseller yang harus menyetok barang, dalam bisnis dropship kamu hanya perlu fokus pada pemasaran. Nggak ada kekhawatiran barang menumpuk atau produk nggak laku terjual. Jadi, nggak perlu stres soal tempat penyimpanan atau barang yang kadaluarsa!

3. Fleksibilitas Tinggi

Satu hal yang bikin dropshipping menarik adalah fleksibilitasnya. Kamu bisa menjalankan bisnis ini dari mana saja dan kapan saja, selama ada koneksi internet. Mau jadi dropshipper sambil kuliah? Bisa. Sambil kerja kantoran? Boleh banget. Waktu dan tempat sangat fleksibel!

4. Risiko Rendah

Karena kamu tidak mengeluarkan modal besar untuk membeli stok barang, risikonya juga jauh lebih rendah dibandingkan bisnis tradisional. Kamu hanya perlu membayar produk yang sudah dipesan oleh pelanggan, sehingga hampir tidak ada risiko barang tidak laku.

5. Pilihan Produk yang Beragam

Kamu bisa menjual berbagai macam produk dari berbagai kategori tanpa batasan stok. Satu hari kamu bisa jual sepatu, besoknya kosmetik, lusa jualan gadget. Kamu bebas bereksperimen dengan berbagai produk dan melihat mana yang paling laris di pasaran.

Tantangan dan Kekurangan Bisnis Dropship

Tips Sukses Menjadi Dropshipper
Source Image : Istockphoto

Meskipun terdengar menjanjikan, bisnis dropship tentu punya tantangan tersendiri. Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk terjun ke dalamnya.

1. Margin Keuntungan yang Kecil

Salah satu kelemahan dari bisnis dropship adalah margin keuntungan yang cenderung kecil. Karena banyak dropshipper lain yang mungkin menjual produk yang sama dengan harga yang bersaing, sulit untuk mendapatkan keuntungan yang besar kecuali kamu bisa menambah nilai lewat layanan atau branding yang kuat.

2. Tidak Ada Kontrol atas Stok dan Kualitas Produk

Kamu tidak memiliki kontrol langsung atas produk yang dikirimkan oleh supplier. Artinya, jika ada kesalahan pengiriman atau produk yang cacat, kamu harus mengandalkan supplier untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pelanggan akan menganggapmu yang bertanggung jawab, jadi penting untuk memilih supplier yang andal.

3. Persaingan yang Ketat

Karena modal awal yang kecil dan kemudahan memulai, banyak orang tertarik untuk menjadi dropshipper. Ini menciptakan persaingan yang sangat ketat, terutama di platform marketplace. Kamu harus pintar-pintar membuat strategi pemasaran agar produkmu menonjol di tengah-tengah kompetisi.

4. Sulit Membangun Brand Sendiri

Dalam dropship, kamu menjual produk milik orang lain. Akibatnya, kamu kesulitan untuk membangun brand yang unik dan berbeda. Pelanggan cenderung hanya ingat produk yang mereka beli, bukan toko tempat mereka membeli. Membangun brand yang kuat memerlukan strategi pemasaran tambahan di luar hanya menjual produk.

Tips Sukses Menjadi Dropshipper

Ingin menjadi dropshipper sukses? Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa membantu kamu meningkatkan peluang kesuksesan dalam bisnis dropship:

1. Fokus Pada Niche

Pilihlah niche atau segmen pasar yang spesifik untuk produk yang ingin kamu jual. Menjual segala macam barang memang terdengar menggoda, tapi kalau kamu bisa fokus pada satu kategori produk, kamu akan lebih mudah menarik pelanggan yang benar-benar tertarik dan loyal.

2. Lakukan Riset Kompetitor

Selalu amati kompetitor yang menjual produk serupa denganmu. Perhatikan strategi harga, cara mereka memasarkan produk, hingga jenis promosi yang mereka tawarkan. Hal ini membantu kamu mengidentifikasi keunggulan kompetitif yang bisa kamu kembangkan untuk memenangkan persaingan.

3. Pilih Supplier Terpercaya

Supplier adalah mitra utama dalam bisnis dropship, jadi pilihlah supplier yang memiliki reputasi baik, stok barang yang cukup, dan layanan pengiriman yang cepat. Jangan ragu untuk melakukan komunikasi lebih dulu dan memastikan mereka bisa memberikan dukungan yang kamu butuhkan.

4. Optimalkan Promosi

Gunakan semua kanal pemasaran yang ada seperti media sosial, marketplace, dan website toko online pribadi. Buat konten promosi yang menarik dan relevan, serta gunakan teknik SEO dan SEM untuk meningkatkan visibilitas produkmu di mesin pencari. Semakin kreatif promosi yang kamu buat, semakin besar peluang untuk menarik pelanggan baru.

Contoh Produk Dropship Untuk Pemula

Bingung produk apa yang cocok untuk dropship? Berikut adalah beberapa kategori produk yang biasanya laris dan mudah dijual untuk pemula:

1. Produk Fashion

Baju, sepatu, atau aksesori fashion selalu menjadi pilihan yang bagus untuk dropship. Produk fashion juga memiliki variasi yang banyak dan selalu mengikuti tren, sehingga permintaannya tetap stabil.

2. Kosmetik dan Skincare

Produk kecantikan seperti kosmetik dan skincare adalah salah satu kategori dengan pertumbuhan tercepat di dunia e-commerce. Banyak orang mencari produk perawatan wajah dan tubuh secara online, dan ini adalah peluang bagus untuk dropshipper pemula.

3. Gadget dan Aksesori Teknologi

Barang elektronik seperti earphone, power bank, atau aksesori smartphone juga sangat populer untuk dijual melalui dropship. Permintaannya tinggi, dan produk seperti ini relatif mudah dikirim.

4. Peralatan Rumah Tangga

Dari alat dapur hingga dekorasi rumah, peralatan rumah tangga selalu punya pasar yang besar. Produk-produk ini juga memiliki banyak variasi dan sering dicari orang secara online.

Perbedaan Dropship dan Reseller

reseller dan dropship
AI

Meskipun sekilas mirip, dropship dan reseller sebenarnya berbeda, terutama dari segi operasional dan modal yang diperlukan. Berikut beberapa perbedaannya:

1. Modal Awal

Dropship tidak membutuhkan modal awal yang besar karena kamu tidak perlu menyetok barang. Sebaliknya, reseller harus membeli produk dalam jumlah tertentu untuk dijual kembali, sehingga memerlukan modal lebih besar di awal.

2. Stok Produk

Dalam model dropship, kamu tidak menyimpan stok barang. Supplier yang akan menangani stok dan pengirimannya. Sementara itu, reseller harus membeli dan menyimpan produk sendiri sebelum menjualnya ke pelanggan.

3. Risiko

Reseller memiliki risiko lebih tinggi karena harus menanggung risiko stok barang yang tidak laku. Sedangkan dalam dropship, risiko ini hampir tidak ada karena kamu hanya membeli produk dari supplier jika ada pesanan.

4. Kontrol Produk

Reseller memiliki kontrol penuh terhadap stok dan kualitas produk yang dijual, sementara dropshipper harus mengandalkan supplier untuk memastikan kualitas dan pengiriman barang.

Jadi, apakah dropship cocok untukmu? Jika kamu mencari model bisnis dengan modal kecil, risiko rendah, dan fleksibilitas tinggi, dropship bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, kamu juga harus siap menghadapi tantangan seperti margin keuntungan yang tipis dan persaingan yang ketat.

Butuh bantuan dalam mengembangkan strategi pemasaran digital untuk bisnismu? Next Digital adalah Digital Marketing Agency yang siap membantu bisnis dropship atau usahamu lainnya berkembang lebih cepat dengan strategi digital yang teruji. Dari SEO, social media marketing, hingga kampanye iklan online.

SEO Specialist Next Digital. Berpengalaman 5 tahun dalam dunia SEO. Membantu UMKM dan B2B.