Social Media sekarang ini sangat membantu dalam berbagai hal seperti profil perorangan, profil perusahaan atau profesional, forum, dll. Berbagai Social Media Platform pun banyak yang bermunculan di Indonesia seperti Twitter, Facebook, Youtube, Instagram, Linkedin, Snapchat, dll. Tentunya hampir seluruh masyarakat di Indonesia memiliki dan menggunakan Social Media tersebut.
Tahun 2016 ini Indonesia menjadi salah satu negara yang mengadakan Social Media Week, acara ini diadakan dari tanggal 22-26 Februari 2016 berlokasi di Senayan City, Jakarta Pusat. Pada setiap harinya akan diadakan seminar yang mengulas perkembangan digital yang mempengaruhi kehidupan social dan tatanan kehidupan di Indonesia.
Social Media Week Indonesia 2016 menghadirkan berbagai pembicara dari raksasa Social Media di Indonesia seperti Yusuf Arifin (Editor in Chief CNN Indonesia), Kemas Fadhli (Digital Marketing Telkomsel), Fikar Kusuma (Digital Marketing Strategist, Jhonson & Jhonson), Iwan Setiawan (Marketing Manager Baidu Indonesia) dan Melani Pedro (Digital Campaigner Green Peace Indonesia), Paul Webster (Brand Development Lead Asia Pacific Instagram), Roy Simangunsong (Country Head Twitter Indonesia), Alice Wei (Strategic Partnership Facebook).
Tentunya Social Media Week Indonesia 2016 membahas secara detail Social Media marketing sampai mendatangkan para pakar digital Platform itu sendiri. Berbagai tips dan trik juga dibagikan pada acara ini seperti cara penggunaan dan berbagai manfaat yang dirasakan oleh berbagai perusahaan yang berbeda seperti perusahaan Jhonson & Jhonson menurut mereka mengikuti trend itu belum tentu mempunyai banyak objektif.
Hal ini disebabkan dalam digital marketing, interest dan behavior konsumen bisa datang dengan sendirinya kalau memang konsumen merasa brand yang ia pilih tepat untuk dikonsumsi. Lain halnya dengan brand satu ini yakni Telkomsel. Kemas Fadhli selaku Digital Marketing Telkomsel menjelaskan bahwa perkembangan telekomunikasi mendukung Internet of Things (IoT), di mana Telkomsel akan terus membutuhkan data digital untuk mengetahui behavior dari para konsumen.
Ini dilakukan agar bisa tepat memilih Platform mana yang cocok digunakan sebagai instrumen marketing. Salah satu contoh data yang bisa diolah adalah dari penggunaan data internet. Dari sini Fadhli bisa melihat gambaran bahwa pada tahun 2016, penggunaan video streaming seperti Youtube atau video berdurasi 15 detik yang selalu muncul di timeline Facebook sangat tinggi (streaming video menghabiskan data internet lebih cepat dibanding akses ke layanan lainnya). Jika sudah ditemukan fakta demikian, brand tinggal mengarahkan untuk membuat konten ke arah ini. Atau dengan kata lain, brand tidak harus menuntut agency digital membuat banner digital, namun cukup membuat konten video berdurasi 15 detik yang menarik untuk menciptakan video viral.